TEMPO.CO, Jakarta – Peneliti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Research Group Universitas Indonesia, Toto Pranoto, memprediksi perusahaan pelat merah yang bergerak di sektor transportasi baru bisa menggenjot pendapatan di paruh kedua 2021. Pada semester pertama, BUMN diperkirakan bakal kehilangan pemasukan lantaran adanya kebijakan larangan mudik.
“Dengan dilarangnya mudik, otomatis pendapatan mereka akan hilang, sementara tingkat normalitas jumlah penumpang belum pulih sampai dengan semester I 2021 ini,” ujar Toto saat dihubungi pada Jumat, 9 April 2021.
Pemerintah memberlakukan larangan mudik Lebaran pada 6-17 Mei 2021. Seluruh transportasi yang mengangkut penumpang tak diizinkan beroperasi dengan ketentuan yang diatur melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 13 Tahun 2021.
Toto menjelaskan, kontribusi mudik lebaran bagi pendapatan BUMN transportasi publik seperti PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT ASDP Indonesia Ferry, dan PT PELNI, sangat signifikan. Untuk menekan kerugian selama larangan mudik berlaku, perlu langkah-langkah penyelamatan.
Toto mencontohkan upaya efisiensi belanja melalui restrukturisasi keuangan hingga diversifikasi pendapatan. Ia juga menyarankan pemerintah mempertimbangkan opsi tambahan pinjaman modal kerja untuk membantu BUMN yang pendapatannya anjlok akibat kebijakan larangan mudik tersebut.
Ia memperkirakan strategi untuk meraup pendapatan baru bisa berjalan setelah paruh kedua 2021 seiring dengan program vaksinasi yang makin masif dilakukan. “Garuda Indonesia juga mungkin sudah bisa angkut jemaah umrah dan haji lagi,” ujar Toto.